Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahasiswa Magister PAI dan PBA Teliti Kerukunan Multikultural di Desa Ngadiwono

Sebuah tim mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Yudharta Pasuruan baru-baru ini melaksanakan studi lapangan yang menarik di Desa Ngadiwono, Tosari, Pasuruan. Studi lapangan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang kerukunan multikultural di desa tersebut, serta memahami bagaimana pendidikan agama Islam mempengaruhi dinamika sosial dan keberagaman di masyarakat.

Desa Ngadiwono dipilih karena dikenal sebagai contoh yang sukses dalam menjaga harmoni antar-etnis dan antar-agama. Dalam upaya memahami dinamika ini, tim mahasiswa Magister PAI tersebut melakukan serangkaian wawancara, observasi, dan analisis terhadap masyarakat setempat.

Hasil dari studi lapangan ini menunjukkan bahwa Desa Ngadiwono memang memiliki beragam suku, agama, dan budaya yang hidup berdampingan secara damai. Masyarakat desa ini terkenal dengan semangat gotong royong dan saling menghormati antar-umat beragama. Hal ini dipengaruhi oleh pendekatan dalam pendidikan agama Islam yang mengedepankan nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan saling pengertian.

Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam studi lapangan ini, Alfi Masruroh, menjelaskan, “Kami sangat terkesan dengan kesatuan dan kebersamaan yang tercipta di Desa Ngadiwono. Meskipun berbeda-beda, masyarakat di sini hidup dalam harmoni yang erat, dan ini menjadi inspirasi bagi kami dalam mengembangkan pendidikan agama yang inklusif di masa depan.”

Dr. Ahmad Marzuki, pembimbing akademis tim mahasiswa, menambahkan, “Studi lapangan ini memberikan kontribusi penting dalam memperluas wawasan tentang pentingnya pendidikan agama dalam membangun harmoni sosial. Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi implementasi program-program pendidikan agama yang lebih inklusif dan berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia.”

Studi lapangan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan kebijakan pendidikan dan intervensi sosial yang bertujuan untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antar-umat beragama di Indonesia. Dengan semangat keberagaman dan kerukunan seperti yang terlihat di Desa Ngadiwono, diharapkan Indonesia dapat terus menjadi contoh bagi dunia dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berdampingan secara damai.