Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Digital-Spirituality dan Cyber-Ethics: Merumuskan Pendidikan Islam Multikultural Berbasis Metaverse bagi Generasi Z di Era EdTech


 Prigen, 20 Juli 2025 — Fakultas Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Digital-Spirituality dan Cyber-Ethics dalam Pendidikan Islam Multikultura Berbasis Metaverse untuk Generasi Z Moderat di Era EdTech". Acara ini berlangsung pada hari Ahad, 20 Juli 2025, pukul 09.00–15.00 WIB, bertempat di Hall Meet GBI, Jl. Komcis No.38, Semeru, Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

FGD ini diinisiasi sebagai bagian dari program penelitian kolaboratif yang dipimpin oleh Dr. Achmad Yusuf, S.PdI., M.Pd (Ketua Peneliti), bersama anggota tim: Dr. M. Jamhuri, M.PdI dan Rahmad Zainul Abidin, S.Kom., M.Kom, serta dihadiri oleh tokoh-tokoh agama lintas iman, akademisi, dan perwakilan generasi muda.

Peserta dan Tokoh Penting yang Hadir

Kegiatan FGD ini diikuti oleh tokoh lintas agama dan organisasi sosial-keagamaan, antara lain:

  1. KH. Saiful Anam Chalim, M.PdI – Ketua FKUB Kabupaten Pasuruan
  2. KH. Syamsul Ma’arif – MUI Kabupaten Pasuruan
  3. Dr. KH. Najib Syafii – PCNU Bangil
  4. Drs. Irawan, M.Pd – PHDI Kabupaten Pasuruan
  5. Agustinus Ris M. – Tokoh Agama Katolik
  6. Ws. Yudhi Darma Santoso – Tokoh Agama Konghucu
  7. Hartono – Tokoh Agama Buddha
  8. Nasrulloh – PD Muhammadiyah Pasuruan
  9. H. Alip Prakosa, M.Pd – Sekretaris FKUB Pasuruan
  10. Unsur Forkugama Kabupaten Pasuruan
  11. Unsur Guru PAI Tingkat SMK, SMA dan MA Kabupaten Pasuruan
  12. Delegasi Komunitas Gusdurian
  13. Perwakilan Generasi Z dari berbagai lembaga pendidikan

 

Tujuan dan Fokus Diskusi

FGD ini bertujuan menggali prinsip-prinsip dasar serta strategi implementatif integrasi spiritualitas digital dan etika dunia maya (cyber-ethics) ke dalam sistem pendidikan Islam yang berbasis teknologi, khususnya Metaverse, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai trilogi Islam: akidah, syariah, dan tasawuf, serta memperkuat semangat multikulturalisme dalam pendidikan untuk generasi muda.

Diskusi berlangsung dinamis dan produktif, mengangkat tantangan-tantangan dalam era digital, seperti disrupsi moralitas digital, polarisasi sosial media, serta urgensi pendidikan nilai berbasis teknologi yang inklusif dan berbasis spiritualitas keislaman yang otentik.

 

Hasil dan Rekomendasi

Dari forum ini dirumuskan beberapa rekomendasi strategis, antara lain:

1. Prinsip Dasar Digital Spirituality dan Cyber-Ethics dalam Perspektif Islam

  • Spiritualitas Digital dalam Islam tidak sekadar digitalisasi ibadah, tetapi kesadaran ruhani yang terinternalisasi dalam penggunaan teknologi secara etis, empatik, dan bernilai tauhid.
  • Cyber-Ethics Islam merujuk pada sikap dan perilaku dalam ruang digital yang bersumber dari ajaran Islam melalui akidah (iman digital), syariah (etika hukum digital), dan tasawuf (kesadaran moral dan akhlak digital).
  • Nilai-nilai seperti amanah, adil, jujur, menjaga kehormatan (iffah), dan tabayyun harus menjadi dasar dalam aktivitas digital generasi muda muslim.

2. Strategi Integrasi Digital Spirituality dan Cyber-Ethics dalam Pendidikan Islam Berbasis Metaverse

  • Mengembangkan kurikulum adaptif dan transformatif yang mengintegrasikan trilogi Islam dan prinsip multikultural ke dalam media dan ruang belajar digital seperti Metaverse.
  • Mendorong pelatihan guru PAI dalam pemanfaatan VR/AR berbasis nilai spiritual, agar pembelajaran tidak hanya berorientasi teknologi, tetapi juga nilai dan makna.
  • Menyusun learning journey spiritual digital yang berbasis pengalaman (experiential), interaktif, dan reflektif, untuk memperkuat karakter religius siswa dalam dunia maya.

3. Desain Kerangka Konseptual Pendidikan Islam Digital Multikultural untuk Generasi Z

  • Pendidikan Islam digital untuk Generasi Z perlu dibangun dengan kerangka yang mengintegrasikan:
    • Nilai-nilai keislaman (iman-akhlak-ilmu)
    • Etika digital dan pemanfaatan teknologi
    • Kebinekaan dan dialog antarbudaya
  • Disarankan model pembelajaran berbasis project-based learning dan case studies dalam lingkungan Metaverse, yang menstimulasi interaksi antaragama dan budaya serta mendorong kolaborasi, toleransi, dan inovasi.

Penutup

FGD ini menjadi tonggak penting dalam merumuskan peta jalan (roadmap) pembelajaran Islam berbasis teknologi yang tidak kehilangan ruh keislamannya, serta mampu menjawab tantangan zaman digital. Universitas Yudharta Pasuruan sebagai kampus multikultural berkomitmen untuk terus mendorong riset dan inovasi pendidikan yang adaptif, humanistik, dan relevan bagi Generasi Z.

Dokumentasi kegiatan dan laporan lengkap hasil FGD akan segera diterbitkan dalam bentuk publikasi ilmiah dan laporan kebijakan pendidikan. 

Link Dokumentasi:

https://drive.google.com/drive/folders/1c0Jwh7VElmUNNPXp1PA3IcZVwmHHTzxM?usp=sharing